Kenapa Warna Pink Bisa Lekat Dengan Peremmpuan?

sumber: freepik.com


Warna pink atau merah muda selalu diidentikkan dengan perempuan. Warna tersebut sudah sejak lama dianggap sebagai simbol yang merepresentasikan feminimitas. Pink untuk perempuan sering teraplikasikan dalam hal fashion perempuan. Menjadi hal yang wajar dan dirasa cocok, ketika banyak pakaian khusus perempuan berwarna pink. Jika pakaian warna pink dipakai, terlihat cocok-cocok saja bagi perempuan. Bahkan kesan feminim bisa lebih terlihat. Penyuka warna pink biasanya juga perempuan dan itu sudah pasti dia feminim baik itu kelakuan maupun penampilannya.

Berbeda sekali ketika warna pink melekat pada pakaian laki-laki. Masyarakat sudah memandang jika laki-laki mengenakan warna pink dalam hal apapun. Laki-laki yang mengenakan warna pink dipandang tidak macho, tidak maskulin.

Sebuah fun fact menurut saya, jika teman-teman mengikuti Jurnalrisa, salah satu teman Peter yang bernama Janshen, sering diejek oleh teman-temannya karena dia menyukai warna pink. Rupanya warna pink yang tidak melambangkan kemachoan memang merambah secara luas. Laki-laki yang suka warna pink dianggap sebagai laki-laki feminim.

Di masa kini, warna pink memang melambangkan perempuan. Sedangkan warna biru untuk laki-laki.

Jika dirunut sejarah, ternyata justru warna pink lah yang dulu melambangkan maskulinitas. Dikutip dari Tirto,id, warna pink adalah warna maskulin. Warna pink dipilih sebagai warna maskulin karena warna tersebut sangat tegas dan keras sehingga cocok dengan jiwa pria. Unsur warna pink juga cocok dengan warna cokelat yang kebetulan cocok dengan warna rambut kebanyakan pria di barat.

Sedangkan warna biru dianggap sebagai warna yang feminim. Menurut John Gage, terdapat tiga warna yang mewakili kasta sosial pada abad ke 18 hingga awal abad ke 19. Warna pertama adalah warna emas yang mewakili bangsawan. Kedua adalah warna merah yang mewakili orang bebas (freeman). Yang ketiga adalah warna biru yang mewakili para budak. Pada masa itu kebanyakan budak adalah wanita, maka biru melekat sebagai warna yang feminim. Warna biru juga dinilai lebih lembut, sehingga cocok untuk perempuan. Warna biru juga identik dengan warna simbolik bunda Maria di agama Katolik.

Dilansir pula dari Tirto.id, terdapat penelitian yang membuktikan bahwa warna pink adalah warna maskulin. Sedangkan warna biru adalah warna feminim. Penelitian itu dilakukan oleh Profesor Jo B. Paoletti dari Universitas Maryland, Amerika Serikat. Selama 30 tahun, dia meneliti warna kostum yang digunaka oleh anak-anak di Amerika Serikat pada abad 18 hingga abad 19. Hasilnya ia tuliskan dalam buku yang berjudul Pink and Blue Telling the Girls and the Boys in America.

Hampir semua pakaian anak-anak panti asuhan di Eropa pada abad 18 dominan dengan warana pink. Sementara di Amerika pada tahun 1818-1882, pada umumnya para pria menggunakan warna cerah seperti pink, putih, dan ungu.

Awal mula kenapa warna pink menjadi warna feminim, karena terjadi pergeseran makna warna pink di masyarakat. Sampai saat ini warna pink dinilai masyakat sebagai warna yang tepat untuk menyimbolkan feminimitas. Hal itu sudah menjadi budaya global yang menjadi bagian dari gaya hidup.

Menurut Moh. Faishol Fuady dalam tulisannya yang berjudul “Pergeseran Makna Warna Pink dari Maskulinitas MenjadiFeminimitas di Amerika Serikat Tahun 1940-1970”, perkembangan fenomena warna pink di masyarakat saat ini disebabkan oleh asek budaya dan perkembangan tren yang berpengaruh terhadap gaya hidup.

“Aspek budaya berperan pada cara pandang masyarakat dalam memaknai warna pink dengan sifat femininitas, terutama pada budaya patriarki yang menempatkan gender feminim pada posisi yang bersifat lemah/pasif dan dianggap identik dengan pigmen warna pink yang bersifat lemah/memudar.”

Sedangkan aspek tren memberi ruang pada pola pemaknaan warna pink dari budaya patriarki, untuk membentuk stereotip pada masyarakat sebagai sesuatu yang ideal untuk diadaptasi menjadi gaya hidup. Tren warna pink biasanya dibentuk dan sebarkan melalui media massa dan fashion. Tren yang telah terbentuk akan mendukung ekosistem antara perkembangan tren dan gaya hidup. Industri menciptakan produk-produk dengan segmentasi pasar perempuan.

Makna warna pink yang melekat untuk perempuan sudah menghegemoni masyarakat. Pada perkembangannya, warna pink bagi perempuan digunakan untuk membentuk dan merepresentasikan identitas dirinya. Tentu saja yang mengarah ke feminimitas atau sifat-sifat feminim seperti manis, cute, dan cantik. Tetapi hal itu terjadi secara bertahap.

Dari waktu ke waktu, pemaknaan warna pink digerakkan oleh asosiasi terhadap sifat-sifat gender.

Proses pergeseran makna warna pink mulai terjadi setelah munculnya dominasi warna-warna simbol negara atau atribut militer pada saat Perang Dunia I dan II. Dominasi warna-warna tersebut pada umumnya mengarah pada sifat-sifat maskulin yang terus menerus ditampilkan, dibentuk, dan diperkuat. Seperti di Amerika, dominasi warna yang muncul saat Perang Dunia ialah warna biru. Seragam militer tentara Amerika didominasi berwarna biru.

 Seiring berjalannya waktu warna-warna yang dekat dengan dunia perang menyebabkan persepsi laki-laki pada jenis warna maskulin berubah.

Di sisi lain, warna pink mulai banyak digunakan perempuan sebagai simbol ekspresi kebebasan pada tahun 1950an. Saat itu sedang gencar-gencarnya perempuan menyuarakan kesetaraan gender.

Maskulinitas pada warna pink yang dulu berkonotasi berani atau semangat muda, diadaptasi sebagai bentuk ekspresi diri perempuan modern yang mulai berani dan terbuka. Pada titik ini lah maskulinitas pada warna pink mulai bergeser, dan perempuan cenderung menggunakan jenis warna pink yang bersifat lembut (pink pastel, pink pale) yang masih mencerminkan sifat-sifat feminim. Pemaknaan itu bertahan hingga saat ini.

Kelihatan sekali banyak pakaian hingga aksesoris perempuan yang berwarna pink, kan? Dari mulai anak-anak hingga orang dewasa menganggap pink lebih cocok sebagai warna yang feminim. Pemaknaan itu juga memudahkan para produsen pakaian untuk memilihkan warna yang tepat untuk perempuan yaitu pink. 

Jangan lupa mengunduh aplikasi Titipku untuk masa depan UMKM yang semakin cerah. Ayo Menjelajah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Formasi Pie Susu Khas Bali Ternyata Blasteran Hongkong-Portugis

Meski Pahit, Mengkudu Ternyata Bisa Membantu Meningkatkan Stamina Tubuh

Kerajinan Pahat Batu Muntilan Cocok Menjadi Oleh-Oleh Anti Mainstream