Makna Takjil dan Manfaatnya


sumber: freepik.com

Hai, hai...

Tidak terasa sudah dapat lima hari kita puasa. Masih dikit itungannya, ya? Hehe. Tapi selama itu, sudah berapa masjid yag kalian sambangi untuk berburu takjil, gaess? Sudah berapa macam takjil yang kalian nikmati untuk berbuka puasa? Atau, buka puasa kalian cukup di rumah bersama keluarga?

Hmm, ini gak enak sebenarnya nanya, atau buka puasa kalian hanya bisa dijalani sendirian di kos? Tak apa... yang penting ibadah puasa kita dijalani dengan sepenuh hati.

Berbicara tentang buka puasa, pasti istilah takjil sering disebut-sebut. Istilah yang tak pernah absen setiap bulan puasa. Takjil. Takjil. Takjil. Bahkan banyak restoran memberikan takjil gratis untuk pengunjung. Takjil biasanya berwujud kudapan ringan nan manis-manis sebelum kita beralih ke hidangan selanjutnya yaitu makanan berat. Lantas, apakah dalam benak kalian takjil itu berarti makanan?

Lha wong, biasanya juga takjil selalu identik dengan kurma, es buah, puding, kolak, es kelapa, serabi, kue-kue, dan gorengan. Makanan semua kan itu? Dengan begitu, takjil artinya emang makanan, dong. Semacam istilah Arab untuk cemilan halal buka puasa, gitu.

Hmm, ternyata tidak seperti itu teman-teman.

Berdasarkan beberapa sumber yang aku baca, takjil artinya bukan makanan. Apalagi cemilan dan minuman.

Kalau menurut KBBI, takjil memiliki arti sebagai kata kerja.

Sebagai kata kerja, takjil memiliki arti mempercepat dalam berbuka puasa. Arti ini serupa dengan arti dari bahasa Arab, ta’jil, yang berarti penyegeraan untuk membatalkan puasa.  Membatalkan puasa dengan cara apa? Dalam islam, umat yang berpuasa dianjurkan untuk menyegerakan berbuka jika sudah waktunya. Sekali lagi, dengan cara apa? Dengan menyantap kudapan yang tidak berat, makanan kecil saja. Cukup untuk sekedar membatalkan nafsu makan dan minum yang sudah ditahan selama hampir 13 jam.

Contoh makanan berat
sumber: freepik.com

Kudapan kecil yang disantap, menjadi pembuka batalnya nafsu orang yang berpuasa. Yang penting makanan kecil yang halal, tidak harus dengan makanan berat sebagai menu pembuka. Makanan berat biasanya menjadi menu selanjutnya, bukan sebagai pembuka. Dari penjelasan singkat di atas, bisa dipahami kan, kenapa takjil bisa memiliki arti yang pas dengan penyegaraan untuk berbuka puasa. Bentuknya memang makanan. Tetapi makanan itu bukan menjadi arti yang sesungguhnya dari istilah takjil.

Rosulullah SAW menganjurkan untuk berbuka tidak harus dengan makanan berat. Kurma dan air sudah cukup. Tetapi, bukan berarti kita boleh memakan makanan kecil yang lain. Hanya saja, seperti yang sudah banyak kita ketahui, Rosulullah SAW memang selalu berbuka puasa dengan buah kurma.

Jangan lupa doa buka, lho. Hapal, kan?

Menurut sabda Rosulullah SAW, doa orang yang berbuka puasa menjadi salah satu doa yang tidak akan ditolak oleh Allah SWT.

Takjil dengan menyantap makanan kecil, setidaknya bisa menghindarkan kita dari makanan yang berlebihan. Ketika kita berbuka puasa, hendaknya perut kita yang kosong diisi seara berlahan-lahan. Sedikit demi sedikit, agar pencernaan kita siap. Mengawali berbuka dengan minuman yang hangat juga dapat membantu pencernaan kita. Setelah seharian tidak dilewati makanan dan minuman, usus kita akan melekat karena tidak ada yang lewat. Nah, air hangat yang meluncur berlahan-lahan dapat meregangkan usus kita yang melekat itu, gaess.

Banyak orang, termasuk diriku, lebih tergoda untuk meminum yang dingin-dingin saat berbuka. Lebih seger, ya kan? Tetapi ternyata, dari segi manfaat untuk pencernaan, minuman hangat menang banyak. He he.

Kalau langsung kita isi dengan makanan berat... sah-sah saja, sih. Tapi, efeknya bisa luar biasa. Tak sedikit orang yang langsung sakit perut setelah makan besar saat buka puasa, karena pencernaan kita tidak siap. Termasuk diriku. Ekwkwk. Maka dari itu, takjil dengan makanan kecil juga bermanfaat sekali untuk pencernaan kita.

Lagipula, kalau kita makan tidak berlebihan saat buka puasa, perut kita juga tidak akan sengkil. Perut bagian kanan, tidak akan nyeri maksudnya.

Ilustrasi
sumber: freepik.com

Aku punya sedikit tips. Eh, tapi memang sudah banyak yang memraktekkannya, sih.
Begini, lebih baik kita makan makanan berat setelah kita solat maghrib. Tetapi ingat, jangan berlebihan. Kalau masih ingin makan, tahan lagi sebentar. Setelah solat isya dan solat teraweh, kita bisa makan lagi, kok. Tapi ingat lagi, jangan berlebihan kalau tidak ingin perut kita buncit.

Satu lagi, mengunyahnya pelan-pelan saja. Tidak perlu sampai kalap. Lapar memang iya. Tetapi mengunyah makanan saat berbuka dengan penghayatan memiliki manfaat yang lebih daripada mengunyah dengan kecepatan tinggi. Makanan yang dikunyah tidak buru-buru, akan menjadi lebih lembut sehingga memudahkan kinerja pencernaan kita yang sempat off total selama berjam-jam.

Oh iya, kalian pernah mendapatkan takjil gratis di masjid atau di jalan-jalan? Sudah bukan hal yang asing ketika ada tradisi membagikan takjil gratis untuk yang berpuasa. Apalagi, yang dilakukan itu juga mendatangkan pahala, gaess. Bentuknya makanan, kan? Iya. Sesuai dengan makna takjil sebagai penyegeraan membatalkan puasa dengan memakan makanan ringan. Tapi tidak jarang, takjil yang dibagikan berupa makanan berat plus minumannya. Tak masalah juga sebenarnya. Kalau perut kita kuat, inshaallah, langsung makan berat tidak akan membuat perut kita bermasalah.

Eh gaess, Ayo Menjelajah!

Selain berbuat baik selama ramadhan dengan memberikan kudapan berbuka puasa untuk orang lain, dapat dilakukan dengan menjadi Penjelajah di Aplikasi Titipku. Ayo menjelajah UMKM sekitar kita agar semakin banyak UMKM yang semakin maju!

Aplikasi Titipku dapat didownload di Playstore, kawan-kawan. J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membahagiakan Yang Masih Ada (Hidup)

Cara Mengolah Talas Agar Tidak Menimbulkan Gatal

Memilih Botol Minum Plastik Harus Cermat, Ini Tipsnya!