Terlalu Lama Tidur Siang Saat Puasa, Tidak Baik Untuk Tubuh
Saat puasa tubuh
menahan lapar dan minum. Itu artinya saat puasa asupan nutrisi tidak terus
masuk seperti hari-hari biasa. Selama hampir 13 jam, sama sekali tidak ada asupan
yang masuk. Hal itu kerap menjadikan orang yang menjalani puasa menyimpan
energinya agar tetap segar beraktivitas meski tanpa makan dan minum.
Tetapi tak sedikit pula
masyarakat yang merasa loyo, karena
efek menahan untuk tidak memakan apapun. Kalau istilah kekiniannya, tanpa makan
dan minum memicu mager (malas gerak). Meski puasa merupakan ibadah, tak jarang
masyarakat yang mengeluhkan itu. Hehe. Bawaannya pengen di ruma terus aja, tidak kemana-mana. Oleh karena itu, tidur siang dijadikan solusi.
Meski tidur di siang
hari dianggap sebagai cara menghemat energi, kalau terlalu lama justru
malah membuat badan lemas. Bagi yang seharian tidak ada agenda dan lebih banyak
berbaring atau tidur, justru merasa lemas saat menjelang berbuka. Saya pun
pernah merasakan itu. Tidak kemana-mana seharian malah membuat badan rasanya letoy, puyeng, kadang sakit punggungg.
Kurang tidur jelas
membuat tubuh tidak bertenaga. Konsentrasi juga tidak akan fokus karena
kekurangan tidur. Namun jika terlalu lama juga tidak berdampak baik bagi tubuh.
Lantas, apa yang menyebabkan badan malah lemas karena terlalu banyak tidur atau
baringan?
Dikutip dari laman
hellosehat.com, saat tidur kita
akan melalui lima tahapan dengan tahap 1-4 dengan periode tidur REM (rapid eye movement). Di antara tiap tahapannya
dan setiap tahapan memiliki lama waktu 90 menit. Tidur terlalu lama yang
menyebabkan kita merasa lelah, berhubungan dengan tahapan dalam tidur.
Durasi tidur yang terlalu lama dapat berpengaruh pada senyawa
yang ada di otak. Hal itu menyebabkan sakit kepala. Posisi tidur biasanya
telentang. Kalau terlalu lama, hal itu bisa menyebabkan sakit punggung.
Jika sedikit disimpulkan, saat kita dalam keadaan tidak
sadar saat tidur atau ‘memaksa’ tidak sadar, akan berpengaruh pada senyawa yang
ada dalam tubuh. Di dalam otot terdapat senyawa untuk kita bergerak, sementara
di otak juga terdapat senyawa yang berkaitan dengan kesadaran, ingatan,
konsentrsari, dan lain-lain. Posisi tubuh yang terlalu lama diistirahatkan yang
justru membuat kinerja pusat pergerakan dan pikiran kita malah terganggu. Itu lah
kenapa tubuh kita terasa lemas, karena efek kelamaan tidur.
Saat malam hari kita tidur, kita sudah mengalami tahapan
itu berulang-ulang tanpa masalah. Dipicu oleh energi yang hilang setelah aktivitas
seharian. Bagaimanapun, tidur dimalam hari merupakan upaya pengembalian tubuh
untuk kembali bugar.
Biasanya orang tidur siang kalau memang terlalu ngantuk
sehingga tidak sengaja tertidur. Jika direncanakan tidur siang lebih lama tanpa
diimbangi beraktivitas, tubuh kita seolah dipaksa untuk melalui tahapan tidur. Jadi,
kualitas tidur malah tidak maksimal.
Dikutp dari laman cnnindonesia.com, tidur terlalu lama
tidur ternyata dapat memicu beberapa penyakit serius. Seperti diabetes,
penyakit jantung, mudah lupa atau pikun, dan obesitas.
Idealnya, manusia tidur
7-8 jam di malam hari. Jika ada waktu di siang hari, durasi tidur siang yang
efektif tak lebih dari 45 menit. Bahkan durasi tidur 5 sampai 20 menit saja
sudah cukup bermanfaat untuk kesehatan tubuh.
Membatasi tidur siang dapat
menambah kualitas tidur di malam hari. Jadi teman-teman, tidur di siang hari
saat puasa jangan dibiasakan terlalu lama ya? Tidur siang juga butuh
kehati-hatian. Jangan jadikan puasa dan mager sebagai alasan.
Cobalah mencari
aktivitas-aktivitas ringan di siang hari saat puasa supaya tubuh bergerak. Seperti
membaca buku. Tapi bagi sebagian orang, buku bisa dijadikan pengantar tidur
yang efektif. He he. Apalagi membaca buku bacaan dengan font kecil dan kalimat
yang padat. Ada dua kemungkinan, akan terus terjaga karena berpikir keras untuk
memahami buku. Atau malah mengantuk karena cenderung bosan untuk berpikir.
Mengingat sedang bulan
suci, puasa kita dapat ditambah pahalanya dengan kita beribadah yang lain. Seperti
membaca Al Qur’an. Kalau ada waktu luang, kegiatan itu sayang sekali jika
dilewatkan. Siapa yang tidak ingin mendapat pahala di bulan yang suci ini? Saya
rasa, pasti banyak teman-teman yang ibadahnya lebih intens juga di bulan
Ramadhan ini.
Sempatkan keluar untuk
jalan-jalan dan menghirup udara luar. Boleh juga jalan-jalan keluar untuk
menjelajah UMKM di sekitar kita. Saat keluar, otak kita akan tergerak untuk
menyusun rencana seperti, “Mau kemana kita?” dan “Mau ngapain kah kita?” Dengan
menjelajah, kita bisa terinspirasi untuk membuat ulasan tentang UMKM juga,
bukan? Jiwa penjelajah bisa terpacu keluar.
Kalau sedang tidak
ingin menulis, jadi jatiper saja. Titipku sudah meluncurkan aplikasi terbaru khusus untuk jatiper. Jadi, kita sebagai pengguna bisa lebih fokus untuk
menjadi jatiper. Hal itu bisa memudahkan UMKM juga, supaya mereka bisa lebih fokus pada
produksi. Sebagai jatiper, kita juga bisa nambah tabungan saham di Titipku. Hitung-hitung
bisa berinvestasi untuk masa depan.
Aplikasi Titipku Jatiper dapat
diunduh di play store dengan kata kunci: Titipku Jatiper. UMKM butuh dukungan kita untuk naik kelas dan semakin
mendunia.
Ayo Menjelajah!
Komentar
Posting Komentar