Stereotip-Stereotip Yang Melekat Pada Anak Bungsu
Sebelum membahas lebih dalam mengenai stereotip anak
bungsu, kami ingin bertanya. Apakah kalian mengetahui arti dari stereotip? “Stereotip”
mungkin terdengar asing, namun tnpa disadari padakenyataannya stereotip ini
banyak dilakukan oleh kita dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi yang belum tahu apa itu stereotip, berikut kami
jelaskan dengan singkat, padat, dan semoga bisa mudah dipahami. He he.
Stereotip adalah keyakinan prositif ataupun negatif
yang dipegang terhadap suatu kelompok tertentu. Keyakinan itu akan terasa
“benar”, karena banyak orang yang merasa hal yang sama. Dan obyek setreotip
seringkali menunjukkan karakteristiknya seperti yang distereotipkan orang.
Contoh yang paling dekat adalah stereotip terhadap
etnis atau suku. Bisa negatif bisa positif, ya. Misalnya, etnis batak nih.
Orang Batak terkenal dengan suara yang keras dan nada tinggi sehingga terdapat
stereotip bahwa karakternya juga begitu, kasar dan keras. Padahal, kenyatannya
meski sebagian besar demikian, belum tentu semua orang batak yang kitajumpai
demikian karakternya.
Pada artikel ini membahas tentang stereotip anak
bungsu. Yang berarti pandangan-pandangan, penilaian, atau anggapan orang-orang
mengenai anak bungsu. Kalian tentu sudah tahu, bukan? Anak bungsu adalah anak
yang lahir paling akhir dalam suatu keluarga inti. Secara emosional, anak
bungsu ini sering dianggap memiliki sifat yang berbeda ketimbang anak yang
lain.
Nah, meskipun tidak bisa dipukul rata dan bisa
dialamtkan pada semua anak bungsu di dunia ini, stereotip-stereopti berikut ini
masih melekat pada kehidupan bermasyarakat. Apa saja? Berikut penjabarannya.
Anak bungsu itu...
Paling disayang
Anak bungu adalah anak yang paling muda dalam
keluarga. Oleh karena itu, anak bungsu yang paling disayang dan sering
didahulukan. Tapi bukan berarti anak yang lain tidak disayang, lho.
Cengeng
Nah, ini yang sering melekat dalam benak banyak
orang. Menjadi suatu kewajaran jika anak bungsu itu cengeng, karena yang paling
kecil. Tapi tidak semua anak bungsu cengeng. Cengeng tidak bisa diukur
berdasarkan usia, kok.
Manja
Ini juga! Banyak sekali yang menganggap kalau anak
bungsu itu pasti manja. Hal ini bisa melekat pada anak bungsu karena mereka
yang paling banyak mendapatkan perhatian dan kasih saang dari orang tuanya
dibanding kakak-kakaknya. Anak bungsu jadi terkesan manja. Bahkan tidak hanya
di lingkungan keluarga, lho, tapi di
lingkungan luar. Dalam lingkungan pertemanan misalnya. Mungkin kalian pernah
memiliki teman yang manja dan kebetulan dia adalah anak bungsu.
Penakut
Rasa takut yang terjadi pada anak bungsu,
kemungkinan terjadi karena dia terbiasa memiliki kakak. Nah, kakak-kakakn yaitu
yang biasa menjadi tamengnya. Jadi, si bungsu merasa ada yang selalu
melindungi. Tapi perasaan yang satu ini, justru membuat si anak bungsu penakut.
Terutama terhadap hal-hal yang baru. Dia tidak berani jika tidak ada orang lain
yang menemani atau memperkenalkannya lebih dulu.
Tidak Bisa Mandiri
Satu lagi. Terbiasa dengan adanya kakak yang selalu
membantu dann anggapan sebagai anak yang paling sering dimanja, membuat si
bungsu tidak bisa melakukan hal-hal secara mandiri di luar rumah. Bahkan kalau
di rumah pun bisa terjadi. Dia tidak bisa ngapain-ngapain karena sudah terbiasa
dibantu orang lain. Anak bungsu terkesan tidak mungkin bisa hidup mandiri tanpa
bantuan orang tua.
Posesif
Uwuw. Stereotip ini bisamuncul karena persepsi banyak
orang yang menganggap bahwa anak bungsu sudah terbiasa dikelilingi oleh
orang-orang yang selalu menyayanginya. Dikelilingi orang-orang yang selalu siap
sedia untuk dia. Hal itu membuat banyak anak bungsu tumbuh menjadi orang yang
posesif. Sifat prosesif muncul karena adanya keinginan agar dia jugabisa selalu
bersama orang-orang yang dia sayangi.
Nah, itu tadi adalah beberapa setereotip yang sering
tertuju pada anak bungsu. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menghakimi para
anak bungu, lho. Kami hanya mencoba
menunjukkan stereotip yang pada dasarnya hanya anggapan atau pandangan sebagian
besar orang. Lagipula kami yakin tidak semua anak bungsu seperti yang telah
disebutkan di atas. Kalian yang mungkin anak bungsu, siapa tahu sudah memiliki pengalaman
solo traveler, mendaki gunung dengan
gembira dengan teman-teman, dan sebagainya.
Atau, mandiri membuat lauk sendiri ketika keluarga yang lain berada di luar
rumah. Dan masih banyak lagi.
Kalian mungkin juga memiliki pengalaman, sikap, dan
pola pikir yang tidak sesuai dengan beberapa hal di atas, meskipun kalian anak
bungsu. Setiap anak juga tumbuh dengan
pola asuh dan didikan yang berbeda-beda, sehingga akan memunculkan sifat yang
berbeda-bedpula.
Salah satu stereotip menyebutkan bahwa anak bungsu
tidak berani mencoba hal-hal baru. Hmm, untuk siapapun juga, ayo coba
pengalaman baru dengan Titipku.
Titipku merupakan aplikasi yang membantu
mendigitalkan UMKM-UMKM lokal asli Indonesia. Industri rumahan yang berpotensi
tetapi tempatnya terpencil pun bisa terbantu. Titipku membantu mereka untuk
masuk dalam pasar online.
Kalian bisa menjadi penjelajah UMKM bersama Titipku.
Temukan mereka, review, dan posting ulasanmu di aplikasi Titipku. Ayo
menjelajah! Jadikan pengalaman menjelajah bersama Titipku sebagai pengalaman
baru dan bisa berkelanjutan untuk membantu tulang punggung perekonomian
Indenesia naik kelas!
Komentar
Posting Komentar