Minyak Goreng Penyebab Kolesterol, Fakta atau Mitos?
freepik/ naypong
Selama ini masyarakat negeri ini
familiar dengan istilah sembako. Istilah ini seolah tak lekang oleh waktu. Tepatnya
sejak tahun 1998, istilah sembako mulai diperkenalkan oleh pemerintah.
Sembako, singkatan dari sembilan
bahan pokok. Meski sering mendengar, apakah Kamu tahu bahan pokok apa saja yang
masuk didalamnya?
Kesembilan bahan itu adalah beras, gula
pasir, daging ayam atau sapi, telur ayam, jagung, minyak tanah, garam
beryodium, susu, dan minyak goreng.
Seperti yang kita tahu, minyak
goreng termasuk ke dalam bahan pokok sehari-hari masyarakat. Baik rumah tangga,
pedagang makanan, hingga restoran mewah membutuhkan minyak goreng untuk mengolah
aneka makanan.
Makanan atau lauk yang digoreng pun
sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia. Makanan yang digoreng dengan minyak
dan berlemak pun terasa lebih lezat. Misalnya, tempe yang digoreng bisa membuat
nafsu makan bertambah jika dibandingkan dengan tempe yang direbus. Hal ini
dikarenakan lidah manusia memiliki indera pengecap atau papil yang lebih suka
dengan yang gurih dan berlemak.
Meskipun banyak juga yang menyadari
bahwa makanan yang digoreng memiliki kandungan lemak yang tinggi. Banyak pula
yang menghindari minyak-minyakan untuk mencegah kolesterol.
Pada dasarnya, minyak goreng mudah
teroksidasi saat terpapar suhu panas yang tinggi. Sehingga cocok untuk
menggoreng makanan. Tetapi ketika masuk dengan tubuh bersamaan dengan gorengan
yang dimakan, residu minyak akan membentuk radikal bebas dan senyawa yang
berbahaya bagi kesehatan.
Namun, semua minyak nabati yang
dijual di pasaran dan belum digunakan untuk memasak ternyata minyak
non-kolesterol, lho. Dengan kata lain, bebas kolesterol. Belum banyak yang tahu
tentang fakta minyak goreng yang satu ini.
Minyak baru akan mengandung
kolesterol apabila sudah dipanaskan atau dipakai secara berulang-ulang. Itu lah
sebabnya, dari segi kesehatan disarankan untuk sekali pakai saja. Ini bisa
menjadi satu tip bagi yang memang sedang menjaga pola makan agar terhindar dari
kolesterol.
Dikutip dari viva.co.id, kolesterol
hanya diproduksi oleh sel hewani dan dinding sel manusia. Sedangkan tumbuhan
tidak bisa membentuk. Menurut Diana F. Suganda, memang benar jika minyak
mengandung lemak yang tinggi.
Selama minyak yang digunakan
berasal dari minyak nabati seperti minya sawit, maka tidak ada kandungan
kolesterolnya.
gorengan/ lampost.co
Dengan menggoreng sendiri, Kamu
bisa lebih menjaga pemakaian minyak untuk menggoreng makanan. Berbeda ketika
membeli gorengan di luar. Tentu harus dihindari. Tidak menutup kemungkinan jika
pedagang gorengan dan juru masak restoran telah memakainya beberapa kali.
Ketika minyak yang sudah digunakan,
didiamkan. Kemudian dipanaskan kembali, pada saat itulah minyak mengeluarkan
asam lemak jahat. Itulah yang menjadi sumber radikal bebas. Dalam jangka
panjang, bahkan bisa menyebabkan kanker.
Tak heran jika banyak yang
beranggapan bahwa masak sendiri di rumah lebih hemat dan sehat.
Sekarang sudah banyak yang menjual
aneka makanan yang lebih menggugah selera dan memanjakan perut. Tapi memasak di
rumah tetap menjadi pilihan yang tepat dan menarik. Minyak goreng tentu selalu
dijadikan persediaan. Selain berbelanja sendiri, sekarang juga banyak yang
menggunakan teknologi untuk belanja sembako.
Ayo belanja di Titipku! Pilihan
yang tepat menggunakan aplikasi Titipku untuk belanja sembako, tanpa harus
keluar rumah atau kos. Ada Jatiper yang siap membantu dan mengantarkan
pesananmu dengan aman dan selamat. Sembako tentu sering ditemui di toko-toko
kelontong dan pasar tradisional. Sudah bukan diragukan, bahwa baik toko
kelontong maupun pasar tradisional merupakan sumbernya aneka sembako.
Komentar
Posting Komentar