Makanan yang Dibakar Bisa Menyebabkan Kanker, Benarkah?
freepik.com/ azerbaijan_stockers
Teknik mengolah makanan ada
beragam. Sederhananya seperti digoreng, direbus, dipanggang, dan dibakar.
Masing-masing memiliki penikmat masing-masing. Atau bahkan bisa suka semuanya.
Namun beda teknik memasak, akan
beda pula cita rasa makanan yang dihasilkan. Umumnya, makanan yang digoreng
atau dibakar memang lebih bayak ditemui. Selera tiap-tiap orang juga berbeda.
Begitu juga dengan riwayat medis tiap orang juga membuat dirinya tidak bisa
memakan makanan tertentu.
Makanan yang dibakar, salah satu
makanan yang banyak peminatnya. Rasanya begitu khas, sering juga menjadi menu andalan
di restoran-restoran tertentu. Banyak juga yang beranggapan jika makanan yang
dbakar lebih sehat bagi yang menghindari makanan yang digoreng.
Namun, ada yang bilang bahwa makanan yang dibakar bisa
meningkatkan resiko kanker. Apa benar?
Makanan seperti daging, ikan,
atau ayam yang dibakar dengan suhu tinggi ternyata dapat menyebabkan perubahan
zat gizi makanan.
Dikutip dari detik.com, makanan
yang dibakar secara alami membentuk senyawa karsinogenik. Senyawa ini dianggap
sebagai salah satu penyebab timbulnya sel kanker. Munculnya senyawa ini saat
kandungan protein dalam bahan makanan beraksi dan berubah setelah terkena
panas.
Senyawa lain yang disebut policlinic aromatic hydrocarbon (PAH)
juga bisa terbentuk saat suhu pembakaran mencapai 100 derajat Celcius dan
meningkatkan risiko kanker. Bahkan semakin berbahaya saat suhu mencapai 300
derajat Celcius. Senyawa ni terbentuk saat asam lemak ayam, ikan, atau dagig
menetes pada bara panas dan menimbulkan asap yang mengendap dalam makanan.
Lalu, apakah harus menghindari
makanan yang dibakar? Tentu saja tidak.
Setelah mengetahui resikonya, kamu
hanya perlu membatasinya saja. Jangan terlalu sering memakannya terutama daging
yang dibakar.
Makanan yang dibakar bukan
satu-satunya penyebab kanker, loh. Beberapa
ahli gizi tetap menyarankan mengonsumsi
makanan yang dibakar, namun membatasi porsinya. Mengingat, semua hal yang
berlebihan itu tidak boleh dan tidak baik.
Ada berberapa tips yang perlu
diperhatikan untuk proses membakar makanan, pertama marinasi sebelum
membakarnya. Proses marinasi dengan bahan-bahan yang asam mampu menurunkan
kadar pembentukan karsinogenik.
Selain itu, dianjurkan untuk
tidak membakarnya terlalu lama. Daging atau bahan lainnya yang akan dibakar,
dipotong menjadi bagian yang kecil-kecil supaya bisa matang dengan cepat.
Pastikan juga, alat pembakar
dalam keadaan bersih sebelum maupun setelah digunakan. Hal ini bisa memebantu
mengurangi risiko menempelnya residu karsinogenik pada makanan yang dibakar.
Makanan yang diolah dengan cara
dibakar banyak dijual di banyak sudut tempat. Meski ada risiko, setelah membaca
artikel ini bisa saja kamu ingin melahap makanan bakar. Selain membeli yag siap
saji, kamu juga bisa membuatnya sendiri. Ingat tips yang sudah dipaparkan di
atas, ya. Tentunya kamu harus membelinya jika tidak bahan-bahannya di rumah.
Ayo belanja di Titipku!
Kamu bisa titip beli melalui Jatiper
segala kebutuhanmu di aplikasi Titipku. Bahkan produk-produk yang akan kamu
beli melalui aplikasi Titipku merupakan produk asli UMKM. Dengan begitu, kamu
bisa berkontribusi untuk memajukan tulang punggung perekonomian Indonesia.
Komentar
Posting Komentar