Aman Gak Sih, Membungkus Makanan Pakai Styrofoam?



freepik.com/ DelaiFood

Styrofoam tidak asing bagi masyarakat. Apalagi kebanyakan makanan olahan, sering dikemas dengan pahan ini jika konsumen menginginkan take away. Selain kertas minyak, bahkan banyak pedagang makanan kaki lima maupun restoran memilih Styrofoam untuk membungkus makanan.

Ada banyak mitos mengenai kemasan makanan jenis Styrofoam. Mulai dari dampaknya bagi kesehatan, tapi juga pada lingkungan. Banyak yang menganggap bahwa Styrofoam tidak mudah diurai alam sehingga bisa merusah lingkungan. Bagian ini, mitos atau fakta?

Sempat beredar pemberitaan bahwa Walikota Bandung kala itu, Ridwan Kamil, mengedarkan larangan menggunakan Styrofoam sebagai bungkus makanan. Dikarenakan banyaknya Styrofoam yang menumpuk di sungai.

Menurut Kepala Laboratpriam Teknologi Polimer dan Membran ITB Akhmad Zainal Abidin, Styrofoam terlihat banyak dan menumpuk karena bahannya yang sangat ringan sehingga bisa mengapung. Menurutnya, ada banyak sampai lain yang berada di bawah Styrofoam, hanya tidak terlihat saja.

Jadi, anggapan Styrofoam bisa merusak lingkungan, faktanya adalah tidak sesuai.

Selanjutnya, menurut Akhmad, Styrofoam masih  aman digunakan sebagai kemasan makanan sehari-hari. Hal ini dikarenakan Styrofoam terbuat dari polistirena atau polimer yang berasal dari minyak bumi.

Kandungan stirena memang memiliki zat karsinogenik yang bisa memicu pertumbuhan kanker saat berpindah pada makanan yang dikonsumsi. Tetapi, Styrofoam yang beredar di pasaran saat ini tidak menimbulkan kanker.

Asupan zat stirena yang pindah dari Styrofoam ke tubuh sebesar 0,46-12 miligram per orang per harinya. Kandungan ini juga bisa dibandingkan dengan kandungan stirena yang ada dalam telur sebesar 10 mikrogram per kilogram, dan striberi sebesar 274 mikorogram per kilogram.

Artinya, kandungan zat stirena yang berpindah dari Styrofoam ke tubuh masih berada di bawah batas aman yang ditetapkan. Bahkan, striberi saja masih besar kandungan stirenanya.

Terakhir, Styrofoam memang tidak bisa terurai secara alami. Tetapi kemajuan zaman seperti sekarang, Styrofoam tidak lagi harus mengandalkan penguraian alami.
Memang, butuh waktu 1000 tahun untuk terurai secara alami. Tetapi sekarang bisa dalam hitungan detik hingga menit. Bahkan tidak membutuhkan ruang yang banyak karena teknologi sudah berkembang.

Daur ulang Styrofoam lebih mudah dilakukan daripada kertas sebagai pengganti Styrofoam. Mengingat kertas dilapisi plasitik dan harus dipisahkan terlebih dahulu untuk didaur ulang. Prosesnya bahkan lebih susah, lebih mahal, dan lebih tidak ramah lingkungan.

Menurut Akhmad, styrofoam bisa didaur ulang menjadi kerajianangan, pigura, beton ringan untuk perumahan, dan pembersih senyawa sulfur yang digunakan perusahaan migas nasional Pertamina.

Nah, sekarang sudah dapat informasi yang cukup akurat bahwa Styrofoam tidak sepenuhnya berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan. Jadi, sekarang kamu tidak perlu terlalu parno berlebihan pada Styrofoam, ya.

Styrofoam masih aman digunakan untuk membungkus makanan. Tak perlu kuatir, karena bahan ini telah teruji laboraturium dan hasilnya: aman.

Buat kamu yang masih bingung untuk menentukan packaging produk makanan “jualan”mu selain Styrofoam, segera undah Titipku di playstore. Titipku akan membantumu mewujudkan kemasan produk makanan impianmu!



Re-write: cnnindonesia.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Formasi Pie Susu Khas Bali Ternyata Blasteran Hongkong-Portugis

Meski Pahit, Mengkudu Ternyata Bisa Membantu Meningkatkan Stamina Tubuh

Kerajinan Pahat Batu Muntilan Cocok Menjadi Oleh-Oleh Anti Mainstream