Manfaat Pala, dari Rempah Hingga Minyak Wangi
biji pala/ indiamart.com
Pala adalah salah satu komoditas rempah terbesar di
nusantara. Bukan hal yang mengejutkan pula, jika Indonesia memiliki asset rempah
yang sangat melimpah sejak zaman dulu. Jika tidak demikian, bangsa Eropa pada
kala itu tak mungkin mau jauh-jauh berlayar ke nusantara hanya untuk
mendapatkan aneka rempah.
Indonesia bagian tengah dan timur adalah wilayah penghasil
rempah terbanyak. Pala pun banyak ditemui di wilayah ini, apalagi pala ada
beberapa jenis.
1.
M. speciaosa, banyak terdapat di Pulau
Bacan.
2.
M. succeanea, terdapat di Pulau Halmahera
3.
Myristica fragrans, merupakan jenis pala
utama dan mendominasi jenis lain pada segi mutu maupun produktivitas. Pala
jenis ini merupakan pala asli Pulau Banda.
4.
M. argenta Warb atau lebih dikenal dengan
Papuanoot asil dari Papua. Banyak tumbuh di hutan-hutan, namun sari segi mutu
masih dibawah Pala Banda.
5.
M. scheffert Warb, banyak terdapat di
hutan-hutan Papua.
Aslinya, pala memang berasal dari Pulau Banda. Tapi sekarang
sudah tersebar di daerah-daerah lain Indonesia. Rata-rata, pohon pala bisa
tumbuh dengan baik di daerah pegunungan. Tumbuhnya bisa mencapai 18 meter dan
berdiameter 35-45 cm.
Pala yang digunakan untuk keperluan rempah, biasa dipanen
pada usia 9 bulan sejak masa persarian bunga. Bentuknya seperi buah peer, lebar,
ujungnya meruncing, kulitnya licin, berdaging dan cukup banyak mengandung air.
Jika sudah masak, berwarna kuning pucat dan nampak ada
belahan di bagian tengahnya. Bentuk bijinya sepeti bulat telur hingga lonjong,
punya tempurung berwarna cokelat tua dan licin.
Apa manfaat dari buah pala ini?
1.
Biji, biasanya dimanfaatkan sebagai rempah atau
penguat aroma hingga penyedap. Jika sudah kering, pada bagian luarnya akan nampak
kerutan-kerutan.
Ciri khas pala adalah bisa menambahkan rasa
menjadi lebih pedas nan menghangatkan. Beberapa makanan yang menggunakan bubuk
pala yaitu gulai, kari, dan semur daging. Banyak juga makanan Timur Tengah yang
memakai pala pada bumbunya.
2.
Daging buah, biasanya daging buah muda dimanfaatkan
sebagai bahan baku minyak pala karena mengandung minyak atsiri yang jauh lebih
tinggi daripada buah buah yang tua. Buah muda rata berusia 4 - 5 bulan, dengan
kadar atsiri sekitar 8-17%.
3.
Tempurung biji yang menyelubungi biji dan
berbentuk jala warna merah, biasa disebut fuli. Fuli ini bisa juga dimanfaatkan
sebagai rempah dan minya pala (obat).
daging buah pala, fuli, dan biji pala/ travel.kompas.com
Jika diurutkan nilai ekonominya dari yang terbesar yaitu
daging buah, fuli, kemudian biji. Daging buah pala cukup tebal dan beratnya
lebih dari 70% dari berat buah.
Air yang terkandung di dalamnya berupa cairan bergetah yang
encer, rasanya agak sepet, dan punya sifat astringensia. Maka dari itu, daging pala harus diolah
menjadi produk pangan terlebih dahulu. Tidak bisa dimakan secara langsung.
Minyak pala dan fuli biasanya digunakan sebagai penambah
rasa pada produk-produk berbasis daging, saus, sup, dan untuk menetralkan bau
yang kurang menyenangkan pada rebusan kubis. Jika digunakan sebagai bahan penyedap produk
makanan, dosisnya dianjurkan hanay sebesar 0.08%. Dikarenakan jika dosisnya
berlebih, bisa menyebabkan keracunan.
fuli dan biji pala/ monitor.co.id
Kemudian pada industri parfum, minyak pala digunakan sebagai
bahan campuran minyak wangi dan penyegar ruangan. Nah, inovasi terkini, minyak
atsiri pala dimanfaatkan sebagai bahan baku aromaterapi yang bersifat menghilangkan
stress.
Tentunya, pala juga sudah sampai ke luar Indonesia. Di Jepang,
beberapa perusahaan memproduksi minyak pala untuk meningkatkan kualitas udara
dan lingkungan, dengan cana disemprotkan melalui sirkulasi udara. Di Amerika,
produk pewangi dari pala dapat bernilai hingga 500 juta USD.
Selain dua negara tersebut, pala asli Indonesia juga sudah
diekspor ke lebih dari 30 negara. Negara-negara pengimpor pala antara lain Singapura,
Belanda, Belgia, Perancis, Italia, Jerman, Thailand, Hongkong, dan Malaysia. Khususnya
minyak pala, paling banyak diekspor ke Spanyol, Amerika Serikat, Singapura, dan
Inggris.
Sedangkan untuk kebutuhan dalam negeri, tentunya menjadi
yang utama. Mengingat sebagian besar masakan Indonesia menggunakan
rempah-rempah. Ada juga yang memanfaatkan pala untuk diolah menjadi manisan.
Mungkin masih kurang familiar dengan rempah pala, ya. Seringnya
dekat dengan rempah lada, cengkeh, merica, atau kayu manis. Kamu tim yang mana,
nih? Eh, masing-masing pala memiliki ciri khas masing-masing, sih.
Biasanya masakan yang menggunakan rempah pada bumbunya,
memiliki rasa yang kuat dan nikmat. Ada efek hangat juga untuk tubuh. Beruntungnya,
di negara kita, aneka rempah dapat didapatkan dengan mudah.
Dari pasar tradisional hingga supermarket, pasti ada tempat
tersendiri khusus untuk rempah-rempah, termasuk pala. Yuk, coba metode lain
untuk belanja rempah melalui aplikasi Titipku. Tanpa pelu keluar rumah, tinggal
pilih rempah yang diinginkan.
Lalu, tinggal menunggu produk diantarkan oleh Jatiper,
begitu transaksimu sudah selesai. Mudah dan murah, lho. Apalagi rempah
pesananmu berasal dari UMKM di sekitarmu. Ayo belanja di Titipku!
Komentar
Posting Komentar